Dia yang Kupanggil Bapak

Posted by Unknown Maret 24, 2016 0 komentar

Ada seorang laki-laki yang di dunia ini selalu kusebut namanya ketika ketakutan melanda.
Ada seorang laki-laki yang selalu bisa kurepotkan dalam banyak hal.
Dia tidak pernah mengeluh, pun meminta kembali.
Lelaki itu, kupanggil bapak.

Pak,
Empat putrimu mulai beranjak dewasa. Dibandingkan seratus anak laki-laki, merawat satu anak perempuan benar-benar sulit. Maka, jika putri-putrimu ini tumbuh dan besar  menjadi wanita yang shalehah, baik, dan sukses sesuai dengan keinginanmu, kelak di akhirat jangan malu menghadap Tuhan-mu.  
Bapak satu-satunya yang paling kusayang,
Kemarin, putri pertamamu, wisuda. Dia akan memasuki pintu kehidupan paling nyata. Setelah wisuda, ada beragam pilihan yang bisa putrimu  pilih dan lakukan. Tetapi, seperti biasa dengan diskusi singkat satu keluarga, kau mengatakan: “Aku hanya ingin putri-putriku bahagia. Jadilah seperti apapun yang kalian suka. Tetapi, ingat jangan pernah mengecewakanku dengan tindakan kalian yang mencoreng nama keluarga.”
Hanya itu pesanmu dan kulihat matamu sudah berkaca-kaca. Lantas seperti biasa aku hanya bisa menatapmu dalam diam. Selalu, pak.
Bapak paling hebat se-semesta,
Di dunia ini, sepanjang aku mengenal laki-laki. Kau masih satu-satunya yang paling kukagumi. Kau menjadi rekan diskusi paling nyaman  bagiku. Tempat meminta uang paling mudah bagiku. Guru dengan pemikiran terbuka, demokratis,  dan toleran. Laki-laki paling bisa diandalkan dalam duniaku yang rentan bermasalah. Dan, sepanjang aku hidup, kau akan jadi laki-laki dengan nama paling banyak kusebut dalam doa.
Terima kasih, telah jadi bapakku,
 Aku tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi bapakku, tetapi ditakdirkan menjadi putrimu adalah hal paling membahagiakan untukku. Kalau dimungkinkan aku lahir kembali, mengalami renkarnasi, semoga aku ditakdirkan menjadi putrimu kembali, pak.
Maaf, jika aku punya banyak salah,
Aku tahu, sebagai putri dari ayah sehebat engkau, aku masih memiliki banyak kekurangan. Dari  itu, terus bukalah pintu maafmu, untukku. Jadilah ayah pemaaf, seperti biasanya. Dan aku akan terus memperbaiki diri agar menjadi putri yang bisa membanggakanmu. Setiap waktu. Setiap saat.
Pak, ini permintaanku,
Teruslah hidup sampai aku memiliki kesempatan untuk membalas semua yang kau berikan untukku. Meski aku tahu, jika aku serahkan apapun yang kumiliki, tidak akan sanggup membayar segala yang telah kau lakukan. Pak, semoga kau masih terus ada di sisiku. Melalui hari-hari baik suka maupun lara. Jaga kesehatan dan jangan lupa untuk terus bahagia, pak.

Dari anakmu yang senantiasa mengirimkan sepenggal doa

agar engaku terus bahagia, selamanya. 






TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Dia yang Kupanggil Bapak
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://mantrabaca.blogspot.com/2016/03/dia-yang-kupanggil-bapak.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Jumlah Tamu

Belajar SEO dan Blog support Online Shop Aksesoris Wanita - Original design by Bamz | Copyright of MANTRA BACA .