Sebuah Catatan di Penghujung Ramadan
Agustus 29, 2014
0
komentar
Penghujung Ramadan 2014,
Break menulis selama tiga bulan ternyata
melelahkan. Sendi-sendi otak rasanya kaku. Perasaan rindu akan rutinitas dengan
lepi tercinta meruak. Kenangan masa lalu, muncul kembali. Tentu, kenangan
tentang janji yang pernah terucapkan di Bromo.
Empat
bulan lalu, pernah kubuat sebuah komitmen untuk menyelesaikan “bakal” novelku
yang pertama. Nyatanya, rutinitas seperti facebookan, kuliah, dan berorganisasi
lebih menyedot waktu dan selalu kuprioritaskan. Alhasil, aku gagal memegang
komitmen itu.
Kegiatan
menulis, hingga kini, bagiku masih bergantung mood. Kalau sedang baik, puluhan lembar bisa didapat dalam sehari.
Sialnya, kalau mood jelek, bisa tiga
bulan aku tidak nulis. Ya, kayak yang saat ini aku alamin.
Profil
ini sengaja kutulis dengan berbagai alasan. Yang jelas bukan untuk
menyombongkan diri atau bahkan berbuat ria. Sama sekali tidak. Profil ini,
kutulis agar aku memiliki arsip tentang hal-hal apa saja yang telah kudapat
dari menulis. Arsip ini, kelak, jika aku sedang malas menulis akan menjadi
sebuah cermin. Ia akan memberitahu bahwa aku-Susi Lestari, pernah mendapatkan
beberapa keberhasilan dari menulis, yang yah tidak seberapa, tetapi memiliki
makna yang luar biasa bagiku. Arsip ini sebagai salah satu wujud perlawanan
terhadap rasa malas dan sikap anti-gagal.
Berikut
adalah profil dan arsip tentang Susi Lestari dalam hal tulis-menulis.
Nama
Susi Lestari tidak begitu terkenal dalam belantika tulis-menulis Indonesia.
Orang yang mengenalnya hanya tahu bahwa Susi Lestari adalah mahasiswa prodi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang mempunyai hobi menulis.
Organisasi yang diikutinya juga mencerminkan kesukaannya, Badan Penerbitan dan
Pers Mahasiswa (BP2M) Unnes.
Seingatnya,
tulis menulis telah menjadi kesukaan Susi sejak SD. Sewaktu ia kelas lima SD,
ia menjurai lomba mengarang tingkat Kecamatan Bulakamba. Selepas lomba,
kesukaannya menulis mati suri. Butuh waktu enam tahun untuk Susi memulai dari
awal lagi.
Tahun
2012 menjadi tahun yang tidak akan terlupakan. Seingatnya, maaf karena ia
memang mempunyai ingatan yang parah tentang nama dan tanggal jadi seingatnya
terus dari tadi, ia bertekad untuk menulis lagi. Sebuah novel setebal 150
halaman, berhasil diselesaikannya dalam waktu enam hari. Novel itu diikutsertakan dalam lomba yang diadakan oleh
salah satu penerbit indie yang ada di Jakarta. Meski gagal, lomba itu telah
memberikan sebuah makna mendalam.
Setiap
orang memiliki jatah gagal, dan Susi telah bersiap untuk menghabiskannya.
Hari-hari yang dilaluinya sebagai mahasiswa selalu dipenuhi dengan ide-ide
untuk menulis. Materi perkulihan ia kesampingkan. Pokoknya ia selalu ingin
menulis.
Sampai
saat profil ini selesai ditulisan, berikut adalah capaian-capaian dari Susi
Lestari:
1. Peserta Pelatihan Menulis Kampus Fiksi Diva
Press di Yogyakarta. Untuk mengikuti pelatihan ini, harus melalui seleksi
terlebih dahulu. Cerpen Susi Lestari yang berjudul “Sekeping Senja untuk Ani”
berhasil mengantarkannya sebagai peserta angkatan V.
2.
Masuk ke dalam “Dua Puluh Tiga Penulis Terbaik”
dalam Lomba Menulis Guru-Guru Inspiratif Tahun 2013 yang diadakan oleh
Universitas Negeri Jambi dengan cerpen berjudul “Aku Bukan Pecontek”.
(Dibukukan)
3. Masuk ke dalam “Sepuluh Penulis Terbaik” dalam
Tidar Fiction Festival yang diselenggarakan oleh Universitas Tidar Magelang
Tahun 2014 dengan cerpen berjudul “Melukis Senyum”. (Dibukukan)
4. Masuk Ke dalam “Delapan Penulis” dalam antologi
Move On yang diterbitan oleh penerbit GSB Bandung. Cerpennya berjudul “Senja
Terakhir”. (Dibukukan)
5.
Juara Pertama Lomba Menulis Inspiring True Story
bertema Kisah Gokil Phobia dan Antisipasinya yang diadakan oleh Sedamai
Lazuardi dengan cerpen berjudul “Makhluk dalam Gulungan Daun”. (Dibukukan)
6. Pemenang utama Lomba Menulis Cerita Pendek bertema Ceritain Cinta yang diadakan oleh
Public Event dengan cerpen berjudul “Tiga Hari Mengejar Cinta Dion”.
7. Masuk ke dalam “Tiga Puluh Penulis Terbaik”
dalam lomba menulis bertajuk perjalanan
yang diadakan oleh Forum Aisiteru Menulis (FAM) Jabodetabek dengan artikel
berjudul “Edelwies di Bromo”.
8.
Pemenang Giveaway yang diadakan oleh Reza Nufa
tahun 2013.
9.
Pemenang Giveaway yang diadakan oleh Nadine
Zulianty Saputri tahun 2013.
10. Pemenang
Giveaway yang diadakan oleh Annisa Romadona tahun 2013.
11. Pemenang
Lomba Menulis Cerpen Mudik 2013 yang diadakan oleh Kinomedia Writer Academy
dengan judul cerpen “Mudik Tahun 2013 untuk Emak.”
12. Cerpen
“Lelaki Senja dan Sepucuk Surat Berwarna Kuning” akan diterbitkan oleh BP2M
dalam Tabloid Nuansa Edisi 133.
13. Pemenang Lomba Menulis Go Green yang diselenggarakan oleh Ebookland dengan judul cerpen "Gadis Aneh dan Pengusaha Sablon."
14. Masuk ke dalam "Delapan Penulis Terbaik" Lomba Menulis Superhero yang diadakan oleh Penerbit Panji dengan judul cerpen "Tiga Hero."
15. Masuk ke dalam "60 Penulis Terbaik" dalam Lomba Menulis Pengagum Rahasia Penerbit Kunci dengan judul cerpen "Love Letter yang Gagal."
13. Pemenang Lomba Menulis Go Green yang diselenggarakan oleh Ebookland dengan judul cerpen "Gadis Aneh dan Pengusaha Sablon."
14. Masuk ke dalam "Delapan Penulis Terbaik" Lomba Menulis Superhero yang diadakan oleh Penerbit Panji dengan judul cerpen "Tiga Hero."
15. Masuk ke dalam "60 Penulis Terbaik" dalam Lomba Menulis Pengagum Rahasia Penerbit Kunci dengan judul cerpen "Love Letter yang Gagal."
Masih sedikit sekali capaian-capaiannya dalam bidang
menulis. Susi berharap sebelum menyelesaikan studi S1, telah mempunyai buku
solonya. Amin.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Sebuah Catatan di Penghujung Ramadan
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://mantrabaca.blogspot.com/2014/08/sebuah-catatan-di-penghujung-ramadan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar