Cinta Dua Truk Eps.1

Posted by Unknown Februari 19, 2014 0 komentar

          Andi melahap baksonya dengan enggan. Ditatapnya dua orang di seberang yang sedang asyik berbagi tangan, menyuapi satu sama lain. Haduh, enaknya yang punya pasangan. Makan berdua, jalan berdua, semua serba berdua. Andi gelisah, memikirkan salah satu iklan yang telak menyindirnya hingga keakar-akar hatinya.
          “Truk ajah gandengan, masa kakak nggak?"
          Jleb!

          Andi menelan ludahnya. Bakso urat yang katanya enak, berubah hambar. Tanpa rasa. Asin tidak, manis tidak. Andi mengenakan tas selampangnya, menghambur ke arah kasir dan membayar baksonya menggunakan dua lembaran uang kertas berwarna merah.
          “Kembaliannya, Mas?” ucap pelayan, dengan tangan kanannya hendak memberikan empat lembar uang seribuan.
          “Ambil ajah mba,” tandas Andi. Hatinya masih terluka, merana karena menjadi jomblo berkepanjangan dan menjadi sensitif setelah melihat pasangan muda-mudi. Umurnya bisa dikatakan telah matang untuk membangun sebuah biduk rumah tangga bersama dengan seorang perempuan. Namun, takdir ternyata menentukan lain. Andi masih dirajam kesendirian, merana dalam kesepian.
          Beberapa kali ibunya menjodohkan Andi dengan gadis-gadis. Ada Mely gadis pemilik warteg yang jago masak, katanya. Alda, gadis cantik yang bekerja sebagai SPG di salah satu mall yang ada di kota. Dan terakhir Mona, gadis yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar. Dari ketiga pilihan ibunya, tak da yang berkenan di hati Andi. Bagi Andi hanya ada satu perempuan yang akan selalu menetap di palung hatinya, membuatnya merasakan rindu tiap kali mengingat janji yang pernah terucap dari bibir mungilnya. Adelia.
          “Kang! Adel akan pergi menununtut ilmu di Belanda. Melanjutkan S1. Jadi kita tak bisa terus bersama,” ucap Adel pilu. Ditahannya isak tangisnya yang lamat-lamat keluar dan berubah menjadi sesenggukan.
          Andi melongos mendengarkan penuturan kekasihnya. Seperti petir yang tiba-tiba menghunjam jantungnya. Sakit!
          Mengapa harus mendadak seperti ini. Andi belum siap, belum sanggup kehilangan dan terpisahkan oleh jarak dan waktu yang amat jauh. Andi benar-benar tak rela.
          “Haruskah ke Belanda?” Andi menatap Adel dengan dua bola matanya yang sayu.
          Adel makin terisak. Ia juga membayangkan bagaimana hidupnya tanpa satu haripun kehadiran Andi. Tujuh tahun menjalin hubungan dengan Andi, membuat Adel terbiasa dengan semua yang berkaitan dnegan Andi. Bau badan, gelak tawa, bagimana ekspresi Andi kalau ngambek, dan semua kebiasaan Andi dari ujung kaki sampai ujung rambutnya, Adel tahu dan paham.
          “Adel menerima beasiswa dari Pertamina Grup. Kalau Adel menolak, artinya Adel menolak rejeki yang sudah Allah beri buat Adel, Kang! Dibuangya wajah Adel ke arah jalan raya, melalui jendela kafe Cinta, dilihatnya beberapa remaja yang berjalan bersamaan, sesekali gelak tawa memecah keheningan antara Andi dan dirinya.
          Andi menguatkan genggaman tangannya. Dielus-eluskannya punggung tanggan Adel. Terasa lembut. Ditatapnya Adel semakin dalam oleh dua bola matanya yang bertambah sayu. “Kapan berangkat?” ucap Andi.
          “Besok!”
***
Sumber gambar : www.google.com

          
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Cinta Dua Truk Eps.1
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://mantrabaca.blogspot.com/2014/02/cinta-dua-truk.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Jumlah Tamu

Belajar SEO dan Blog support Online Shop Aksesoris Wanita - Original design by Bamz | Copyright of MANTRA BACA .