Bukan Impian Mereka

Posted by Unknown Maret 23, 2014 0 komentar

“Ra, deg-degan nggak?”
          “Sedikit!” ujarku singkat pada Reyhan. Lalu, kubuang pandangan mengikuti langkah kaki seseorang yang memakai setelan jas berwarna hitam. Mark.

          Aku menatap Reyhan. “Mark, juga ikut seleksi Nanyang Technology University?”  
          Reyhan tergugu. Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Tak kusangka Mark yang selalu mengelu-elukan kekayaan orang tuanya dan berkata dapat sekolah di manapun ia mau, sekarang berebut mendapatkan beasiswa. Nasib memang selalu berputar !
          “Hai Mark? Sedang apa kamu di sini?” tanyaku pada Mark yang melintas tepat di depanku.
          Mark menghentikan langkahnya.” Sama seperti yang kamu lakukan, Ra.”
          “Memangnya orang tuamu kenapa? Apakah sekarang sudah tak mampu lagi membiayaimu?” ucapku sinis.
          “Orangtuaku baik-baik saja Ra. Hanya saja aku sadar sekarang. Mimpi ini adalah mimpiku. Aku yang menjalaninya. Aku ingin membuktikan kepada orangtuaku, aku bisa mewujudkan mimpiku tanpa bantuan mereka. Aku ingin berproses dalam meraih mimpiku Ra.”
          Mendengar penuturan Mark, giliran Aku yang tergugu. Tak sanggup mengatakan apapun. Aku, Mark, Reyhan, mereka semua dalam ruangan ini punya satu mimpi. Impian yang berusaha diwujudkan dalam setiap usaha tanpa jeda. Sebuah impian yang membuat kami ada.



TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Bukan Impian Mereka
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://mantrabaca.blogspot.com/2014/03/bukan-impian-mereka.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Jumlah Tamu

Belajar SEO dan Blog support Online Shop Aksesoris Wanita - Original design by Bamz | Copyright of MANTRA BACA .