Suatu ketika, seorang teman bertanya
kepada saya dengan raut wajahnya yang tampak heran. “Sus, kamu kok tiap hari
bawa notebook terus?” Ia membuang matanya ke arah tas jinjing laptop saya.
Saya
tertawa. Tak segera berkomentar. “Mau tahu kenapa?” Saya menjawab dengan nada
dibuat-buat, ingin membuatnya penasaran. Sejurus kemudian, karena tidak tega
membiarkannya penasaran, mulut saya membuka.
“Soalnya,
saya cinta banget saya notebook saya.”
“Alasannya?”
***
Cinta Pertama, ASUS 201E
|
Cinta pertama, yang selalu mengisi hari-hari saya |
Di
Era modern seperti ini, memiliki laptop atau notebook merupakan suatu
keharusan. Bagi saya sendiri yang berprofesi sebagai wartawan kampus dan
mahasiswa, adanya laptop bukan lagi menjadi keharusan, melainkan kebutuhan. Ya,
ibarat kata seperti handphone dan kartunya. Tidak dapat dipisahkan.
Maret
2013, saya memutuskan untuk membeli sebuah notebook. Sebelumnya saya telah
bertanya ke beberapa teman serta browsing
di internet untuk mendapatkan informasi. Teman saya menyarankan ASUS Eee Pc, model notebook terbaik yang sesuai dengan
kriteria yang saya ajukan. Ukuran fisik yang kecil, ringan, serta desain
menarik. Saya pun mencarinya ke toko. Namun, nihil. Semua toko tidak ada stok,
alasannya model Eee PC tidak lagi diproduksi.
Saya
tidak menyerah. Setelah berkeliling, saya berhenti di salah satu toko yang
menjual beragam spesifikasi notebook ASUS. Tak beberapa lama, saya
menemukannya. Cinta pertama dalam sekali pandang. Saya jatuh cinta kepada ASUS
201E berwarna hitam.
Menemukan Kemistri
Sejak berencana membeli notebook, saya
tidak melirik merk apapun. Di dalam pikiran dan benak saya, cuma ada ASUS.
Boleh dibilang, seperti ada kemistri. Semacam ketertarikan sehingga memunculkan
rasa kecocokan dan suka.
Ketertarikan ini muncul sebagai hasil
pengamatan yang saya lakukan. Di tempat saya bekerja, masing-masing anggota memakai
notebook yang berbeda. Ada ASUS, Acer, Lenovo, Dell, dan Samsung. Akhirnya, karena
penasaran, saya coba satu per satu.
Bagian
pertama yang saya lihat adalah ukuran. Saya tidak suka yang ukurannya besar dan
cenderung berat, karena menyusahkan jika harus membawanya setiap hari. Kedua,
desainnya. Keybord menjadi bagian terpenting dalam pengamatan saya. Apakah
nyaman atau tidak. Dari semua merk yang saya coba hanya ASUS dengan model Eee PC-lah yang berkenan di
hati. Semua kriteria ada padanya.
Saya
lantas browsing ke internet. Mencari
review yang berkaitan dengan ASUS Eee PC, seperti dugaan saya, harganya cukup
untuk kantong mahasiswa. Beberapa hari berikutnya, saya meluncur ke toko.
Tak Salah Pilih
Awalnya saya kecewa, begitu tahu model
Eee PC tidak ada stok. Namun, hal itu tidak membuat saya buru-buru pindah ke
lain merk. Saya tetap konsekuen terhadap ASUS. Pencarian pun dilakukan dan
membuahkan hasil.
Pertama
melihatnya, saya langsung menjatuhkan pilihan ke ASUS 201E warna hitam yang ada
di deretan kaca etalase. Setelah klik di hati, saya menanyakan harganya. Dan ternyata
harga ASUS 201E kurang dari 3 juta, atau kisaran 2,8-2,9 juta. Saya terkejut
sekaligus senang. Menurut saya, harga dan spesifikasinya imbang. Bahkan kalau
boleh jujur, dibandingkan dengan merk lain dengan rentang harga yang setara,
ASUS X201E lebih unggul dan memberi banyak kelebihan.
|
ASUS X201E selalu menemani saya ketika menulis berita |
Kelebihan ASUS X201E
Sebelum membahas mengenai kelebihannya,
berikut ini akan saya tuliskan mengenai spesifikasi ASUS X201E yang saya beli
selengkapnya.
Ukuran
(L x W x H cm) : 30,3 x 20 x 2,12 cm
Berat
(kg) : 1,4
Warna : Hitam (Black)
Ukuran
Layar (in) : 11,6
Hard
Disk : 320 GB
RAM : 4 GB
Sistem
Operasi : Free DOS
Fitur
Tampilan : HD
Input : VGA/USB/Card Reader/LAN
Output : 3,5 mm Jack/USB/HDMI
Tipe
Grafis : Intel HD
Tipe
Baterai : Li-Ion
Well, sesuai janji akan saya paparkan kelebihan
ASUS X201E setelah menggunakannya selama satu tahun ini.
Desain
Hemmm,
sekali lihat tampilan luar ASUS X201E, bukan hanya saya barangkali Anda juga
akan merasakannya. Terpesona! Jelas, bagaimana tidak, ASUS X201E didesain
sangat bagus. Pilihan warna beragam (biru, ungu, putih, dan hitam), tipis,
ramping, serta bobot yang ringan membuatnya sedap dipandang dan nyaman untuk
dibawa ke mana-mana.
Ya,
itu pulalah yang menjadi alasan mengapa saya senantiasa membawanya ke mana pun
saya pergi. Ke kelas, di kantor, bahkan saat sedang mencari berita “reportase”.
Sangat praktis dan membantu efisiensi kerja. Bayangkan saja, kalau seandainya
yang saya miliki adalah laptop dengan ukuran besar, betapa menderitanya
punggung dan tulang belakang saya.
Selain
itu, penempatan port-nya juga nyaman dan lengkap karena didukung oleh port
generasi baru, HDMI. Pada sisi kirinya, dengan mudah dapat ditemukan power jack, RJ-45, USB 3,0 dan 2,0, dan Kensington Lock. Sedangkan bagian
kanannya terdiri dari card reader,
mocrophone/headphone, USB 2,0, dan VGA.
Kinerja
ASUS
X201E dilengkapi dengan processor dual-core Celeron 847 ULV yang kecepatannya
mencapai 1,0 Ghz sampai 1,33 Ghz, jadi untuk urusan di kantor dan tugas
sehari-hari sebagai mahasiswa seperti mengetik dan browsing sangat cepat. Bagi saya sendiri merasa diuntungkan akan
hal ini. Ketika mencari referensi untuk menulis berita, saya tak perlu menunggu
lama.
Kinerja
yang cepat sangat didukung oleh daya tahan baterai. Sekali diisi sampai full charge, ASUS X201E akan bertahan 3-5
jam. Kalau saya memakainya pada kondisi tersambung internet, bisa tahan 3
jam-an. Sedangkan 4-5 jam-an kalau pemakaian normal.
Oh
ya, kecerahan layar notebook ASUS X201E
juga tidak membuat mata cepat lelah. Kekontrasannya pas, meski dilihat
dari sudut manapun. Selain itu, dalam urusan mengetik, keybord-nya sangat
nyaman. Sehingga tulisan yang saya buat cepat selesai.
Harga dan Memori
Harga
yang diberikan untuk memiliki notebook ASUS X201E tidaklah mahal. Berkisar
antara 2,8-2,9 juta. Tawaran yang menggiurkan. Tampilannya pun bisa menggunakan
Windows 8, meski tanpa touchscreen.
Dari sisi memorinya, jangan ditanya. ASUS X201E memiliki RAM sebesar 4 GB dan
dapat diupgrade hingga 8 Gb.
Menakjubkan bukan? Ditambah lagi dengan media penyimpanan hard drive-nya, suguhan penyimpanan sebesar 320 GB menanti Anda.
***
|
ASUS X201E notebook terbaik dan terfavoritku |
“Gimana masih penasaran, mengapa saya
cinta benget sama ASUS X201E?” Saya balik bertanya kepada teman saya. Dia
tampak semakin penasaran.
“Iya.
Masa ada sih notebook sekeren ini?” tanyanya sembari mengerling ke arah
notebook saya. “Boleh pinjem nggak? Pengen buktiin!” Tangannya hendak meraih
notebook di hadapan saya.
“Eitts,
enak aja. Nggak boleh minjem. Beli dong!” Saya membenahi notebook ASUS X201E
terbaik dan terfavorit yang saya miliki. Lantas bergegas meninggalkan teman
saya, sendiri.